Pencarian Air Bawah Tanah: Mengidentifikasi potensi akuifer dan kedalaman lapisan air tanah. Analisis Kestabilan Lereng: Menilai karakteristik geologi bawah permukaan untuk memprediksi potensi longsor dan merancang solusi mitigasi yang efektif. (1.) Anwar: 081931170246 (2.) Iwan MS Hp : 087839211512 (3.) Erman K (Admin) HP : 081917470909 (4.) Olan HP : 081933132849
Tuesday, 22 July 2025
Pemanfaatan Geolistrik dalam Teknik Sipil - Mengintip Rahasia Bawah Tanah
Bagaimana para insinyur sipil bisa tahu kondisi tanah di bawah sebuah bangunan pencakar langit? Atau bagaimana mereka yakin tidak ada "lubang tersembunyi" di bawah jalan raya yang baru dibangun? Jawabannya ada pada ilmu yang keren banget, namanya geofisika, dan salah satu metodenya yang paling sering dipakai adalah geolistrik.
Bayangkan kita ingin tahu apa isi di dalam sebuah kotak tertutup tanpa membukanya. Kira-kira seperti itulah cara kerja geolistrik, tapi "kotaknya" adalah bumi kita.
Metode geolistrik, salah satu teknik geofisika, semakin banyak digunakan dalam bidang teknik sipil. Kemampuannya untuk memetakan variasi resistivitas batuan dan tanah di bawah permukaan menjadikannya alat yang sangat berharga untuk berbagai aplikasi. Artikel ini akan menjelaskan prinsip dasar geolistrik dan menyoroti berbagai manfaatnya dalam konteks teknik sipil, seperti penyelidikan pondasi, deteksi rongga, dan pemantauan lingkungan.
Monday, 21 July 2025
Manfaat Survei Geolistrik untuk Analisis Kestabilan Lereng: Memahami Ancaman Longsor dari Bawah Permukaan
![]() |
Prinsip Dasar: Resistivitas dan Karakteristik Material Lereng
Sama seperti pada pencarian air bawah tanah, metode geolistrik untuk kestabilan lereng juga memanfaatkan prinsip perbedaan resistivitas listrik (daya hambat arus listrik) antar material di bawah permukaan. Namun, dalam konteks kestabilan lereng, fokus utamanya adalah mengidentifikasi material dan struktur yang dapat memicu ketidakstabilan, seperti:
Zona Pelapukan dan Tanah Lempung: Material yang lapuk atau tanah lempung jenuh air memiliki resistivitas yang relatif rendah. Zona-zona ini sangat rentan terhadap kegagalan lereng karena kohesinya (daya rekatnya) berkurang saat jenuh air.
Bidang Diskontinuitas (Sesar, Kekar, Bidang Perlapisan): Struktur geologi seperti sesar (patahan), kekar, atau bidang perlapisan batuan dapat membentuk bidang lemah atau jalur permeabilitas tinggi. Jika bidang-bidang ini berorientasi searah dengan kemiringan lereng, resistivitasnya bisa bervariasi tergantung pada pengisiannya (misalnya, terisi air atau tanah lapuk) dan dapat terdeteksi sebagai anomali resistivitas.
Monday, 26 August 2019
Kegiatan Survey Geolistrik Untuk Kestabilan Lereng di Desa Duduk, Batulayar, Lombok Barat 24-08-2019
![]() |
Survey Geolistrik Untuk Kestabilan Lereng |
![]() | |||||||||||
Survey Geolistrik Untuk Kestabilan Lereng |
Faktor Penyebab Gerakan Tanah
Pergerakan massa tanah/batuan pada lereng dapat terjadi akibat interaksi pengaruh beberapa kondisi yang meliputi